4 Kiat Sederhana Menghemat Kertas

Beberapa orang meremehkan selembar kertas padahal kegunaannya masih esensial di dalam kehidupan sehari-hari.  Kertas dengan mudahnya disobek, diremas, dan dibuang sembarangan.  Seolah-olah, kertas tidak berharga bagi orang-orang tersebut.  Walaupun di masa sekarang teknologi digital secara online sudah mendampingi kegiatan surat-menyurat, dokumen resmi tetap dibutuhkan dalam wujud fisik yang tidak lain berbentuk kertas.  Selain itu, kertas digunakan untuk sarana mencatat ilmu pengetahuan, media informasi, pembungkus kemasan, sampai bahan kerajinan.

Kertas merupakan suatu material lembaran tipis hingga tebal terbuat dari serat kayu yang melalui proses panjang pembuatan.  Serat kayu yang mengandung selulosa diperoleh dari penebangan pohon.  Potongan-potongan kayu dikupas dan dipotong kecil-kecil menggunakan alat.  Kemudian, bersama air dan zat-zat kimia (misalnya NaOH), kayu direbus sampai menjadi seperti bubur kertas atau disebut pulp.  Tidak berhenti disitu, pulp dihaluskan lagi, dicuci untuk menghilangkan materi yang tidak diperlukan, dan diputihkan.  Pulp yang telah diputihkan dibawa ke mesin pembuat kertas.  Air pulp ditiriskan oleh konveyor yakni alat yang seperti ban berjalan.  Terakhir, pulp ditekan roller yang sangat panas sampai menjadi gulungan kertas.

Produksi kertas tentu membutuhkan ribuan hingga jutaan pohon yang harus ditebang.  Sekitar 5,6 juta ton kayu per tahun yang diperlukan membuat kertas secara nasional.  Jumlah yang banyak tersebut tidak tercukupi hanya dari Hutan Tanaman Industri (HTI) sehingga penebangan liar oleh oknum tidak bertanggung jawab merambah ke hutan-hutan alam.  Seringnya, penebangan liar dilakukan tanpa memikirkan aspek kelestarian.  Penebangan yang dilakukan terus-menerus tanpa adanya permudaan kembali akan menyebabkan kerusakan hutan yang lebih parah.

Untuk mengurangi pepohonan yang harus ditebang, kita dapat mulai mengubah perilaku diri masing-masing.  Setidaknya ada beberapa cara sederhana menghemat kertas yang bisa kita lakukan agar kertas tidak berakhir percuma, terutama bagi pemakai rutin kertas.  Pertama, ubah pemikiran kita bahwa kertas hanyalah lembar tipis yang remeh.  Anggaplah kertas salah satu benda mewah yang kita miliki, hal itu akan membuat kita menyayangi dan meminimalisasikan penggunaannya.  Pada awalnya memang sulit mengubah pola pikir, tetapi bayangkan berapa pohon, air, minyak, dan listrik yang dikorbankan untuk menghasilkan kertas.  Menghemat 1 ton kertas, berarti menghemat 13 batang pohon besar, 400 liter minyak, 4100 kWh listrik, dan 31.780 liter air.  Kita tidak akan membuang atau merusak barang yang menurut kita berarti bukan?

Kedua, melanjutkan yang pertama, yaitu jangan mudah menyobek dan membuang kertas sembarangan.  Dengan pemikiran kertas merupakan benda berharga, cobalah bertanya-tanya pada diri sendiri.  Apakah memang harus dibuang?  Apakah masih ada bagian yang bisa ditulis atau digunakan?  Apakah tidak lebih baik disimpan dahulu?  Periksa kembali apakah kertas bisa dibuat kerajinan tangan atau hanya sekadar pembungkus.  Namun, jika memang harus dibuang, lebih baik kertas-kertas dikumpulkan dan dijual kepada pemulung kertas atau bank sampah.  Mereka akan mengirimkan kertas-kertas tersebut ke tempat daur ulang sehingga kita satu langkah lebih baik dalam penanganan kertas.

Ketiga, maksimalkan penggunaan kertas sampai benar-benar penuh.  Kebiasaan sehari-hari penulis ketika menulis yakni menggunakan dua sisi kertas (kiri-kanan) dalam satu halaman.  Itu akan membuat tulisan lebih rapat sehingga tidak ada celah kosong yang sia-sia.  Kemudian, selalu menggunakan kertas secara bolak-balik khususnya ketika menge-print atau memfotokopi hasil ketikan.  Sebelumnya pastikan hasil ketikan telah sempurna, tidak terjadi kesalahan.  Selain itu, kertas-kertas sisa yang masih memiliki sela dapat dipakai sebagai nota belanja, nomor telepon, bahkan corat-coret perhitungan.

Terakhir, mendaur ulang kertas dan menggunakan kertas yang pembuatannya berkesinambungan.  Daur ulang dapat dilakukan terhadap kertas bekas yang belum maupun sudah dipakai dan kertas sisa pabrik.  Proses mendaur ulang sebenarnya hampir sama seperti pembuatan kertas pada umumnya.  Kertas bekas dijadikan pulp kembali.  Bedanya, kertas bertinta perlu melewati deinking process yaitu pelarutan agar tinta hilang, baru menjadi pulpPulp dibuat kertas daur ulang.  Sayangnya, kertas hanya bisa didaur ulang 4-6 kali karena tiap didaur serat akan berkurang.  Di sisi lain, kita dapat mencintai pohon dengan hanya menggunakan kertas dari industri kertas berkelanjutan.  Berkelanjutan maksudnya dari penebangan sampai menjadi kertas memanfaatkan teknologi dan manajemen lestari.  Melalui internet, kita dapat mencari tahu merk apa saja yang telah memperhatikan lingkungan.  Produksi kertas industri-industri tersebut juga sudah memiliki logo sustainable product pada kemasannya.

Wujud kertas yang memiliki berbagai fungsi masih belum dapat dipisahkan dari keseharian kita sehingga tidak bisa diabaikan oleh satu orang pun.  Pemborosan kertas hanya akan mendorong penebangan pohon yang lebih banyak dan memperparah kerusakan hutan.  Dengan perilaku menghemat kertas, kita dapat menjadikan bumi lebih baik dan ramah lingkungan.


Referensi :
- Suherman, Cepy. 2009. Kertas dan Manfaatnya. Penerbit Buana Cipta Pustaka. Jakarta.
- Nata, Koko. 2010. Kertas Paper. Penerbit Bestari Kids. Jakarta.
- Winarsih, Sri. 2009. Seluk Beluk Kertas. Aneka Ilmu. Semarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih Kembali ke Hakikat (Alasan Memilih Jurusan Kehutanan)

Substitution

Menyapa Kembali